SESAJI RITUAL JAWA

Bookmark and Share
Bagi masyarakat musyarakat muslim jawa,ritualitas sebagai wujud pengabdian dan ketulusan penyembahan terhadap allah,sebagian diwujudkan dalam bentuk simbol-simbol ritual yang memiliki kandungan makna terdalam.simbol-simbol ritual merupakan ekspresi atau oengejawantahan dari penghayatan dan pemahaman akan realitas yang tak terjangkau.
            Sehingga menjadi sangat dekat dengan simbol-simbol ritual tersebut.terasa bahwa allah selalu hadir dan selalu terlibat,menyatu dalam dirinya.simbol ritual dipahami sebagai perwujudtan maksud bahwa dirinya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tuhan.simbol ritual tersebut diantarantya adalah uborampe,piranti dalam bentuk makanan yang disajikan dalam ritual selamatan.(wilujengan),ruwatan dan sebagainya.
      Hal itu merupakan aktualisasi dari fikiran,keinginan,dan perasaan pelaku untuk mendekatkan diri kepada tuhan,upaya mendekatkan diri melalui ritual sedekahan,kenduri,selamatan dan sejenisnya tersebut sesungguhnya adalah bentuk akumulasi budaya dan bersifat abstrak.hal itu juga dimaksudkan sebagai upaya negosiasi sepiritual,sehingga segala hal gaib yang diyakini berada di atas manusia tidak akan menyentuhnya secara negatif.
      Pembakaran menyan pada saat upacara mistik dilaksanakan,yang oleh sebagian masyarakat jawa,di yakini sabagai penyembahan kepada tuhan secara kusyuk.(mencapai tahap hening) dan tadharu(mengosongkan diri kemanusiaan sebagai hal yang tidak berarti di hadapan tuhan),atau katakanlah sebagai salah satu bentuk aklak penghormatan kepada tuhan.
             Pembakaran kemenyan itu diniatkan sebagai" talining iman,urubing cahyo kumoro,kukuse ngambah suargo,ingkang nampi dzat ingkang moho kuwaos"(sebagai tali pengikat keimanan,nyalanya diharapkan sebagai cahaya kumara,asapnya diharapkan sebagai bau-bauan surga,dan dapat diterima oleh tuhan yang maha kuasa).
         Memperhatikan niat terebut,maka dapat dipahami bahwa pembakaran kemenyan dalam ritual mistik sebagian kaum muslim jawa,atau memasukanya sebagai unsur mistik bukan laku yang musrik.seperti dituduhkan sebagian muslim yang merasa lebih puritan.atau sebutlah keakrab-akraban.pada zaman nabi ibrahim juga sudah ada pembakaran kemenyan,untuk zaman nabi muhammad,pembakaran kemenyan sering digantikan mengenakan bau-bauan yang harum.yang dinyatakan sebagai"disukai oleh allah" baik kemenyan atau wangi-wangian esensinya sama,yakni untuk mendekatkan diri kepada allah.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar